Jumat, 14 Maret 2008

Do'a Qunut

Banyak makna qunut akan tetapi yang dimaksudkan disini adalah do’a secara umum atau dengan dzikir-dzikir yang sudah dikenal. [Taudhihul Ahkam, Abdurrahman Ali Bassam, 2/82]

Doa Pertama

اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، [وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ]، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.

“Ya Allah! Berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi, sayangilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau sayangi. Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau takdirkan, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan qadha, dan tidak ada orang yang memberikan hukuman kepadaMu. Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina, dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau.”

[HR. Ashabus Sunan yang empat, Ahmad, Darimi, Al Hakim, dan Baihaqi. Kalimat yang didalam kurung lafadz Baihaqi. Lihat Shahih Tirmidzi 1/144 dan Shahih Ibnu Majah 1/194 serta Irwa’ul Ghalil 2/172]

Keterangan: Kita meminta hidayah (hidayah petunjuk yaitu berupa ilmu, hidayah taufik berupa amal, meminta keselamatan dunia dan akhirat/agama). Adapun keselamatan agama adalah selamat dari penyakit hati yang berkisar pada nafsu dan kerancuan berpikir sedangkan keselamatan dunia adalah keselamatan dari penyakit badan. Watawallani fiiman tawallaita artinya permintaan pertolongan dan kedekatan kepada Allah. Berkahilah pada apa yang telah Engkau berikan yakni permintaan keberkahan pada semua kenikmatan yang Allah berikan kepada kita berupa anak, harta, kehormatan, ilmu, dan sebagainya. Dengan berkah sesuatu yang sedikit jadi banyak, berapa banyak manusia mampu berbuat banyak dalam waktu yang singkat, berapa banyak manusia memiliki sedikit harta akan tetapi penuh dengan kenikmatan dan sebaliknya orang yang hilang berkahnya tidak dapat menikmati hartanya walaupun banyak. Permintaan menjauhkan dari takdir yang tidak kita sukai, tidak ada yang dapat menghakimi Allah, tidak ada yang dapat menang menghadapi Allah bagi orang yang memusuhi-Nya akan tetapi kehinaan itu terkadang dialami muslimin (penolong Allah) pada sebagian keadaan dan tidak selamanya dalam rangka maslahat kaum muslimin. Tabarakta Rabbana… yakni Allah yang menurunkan barakah. Wa ta’alaita yakni Allah Maha Tinggi dzat dan mulia sifat-Nya. (Syarah Al-Mumti’ 4/30-45)

Doa Kedua

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِيْ ثَنَاءَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.

“Ya, Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kerelaanMu dari kemarahanMu, dan dengan keselamatanMu dari siksaMu. Aku berlindung kepadaMu dari ancamanMu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepa-daMu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diriMu sendiri.”

[HR. Ashabus Sunan yang empat, Ahmad dan lihat Shahih Tirmidzi 3/180 dan Shahih Ibnu Majah 1/194 serta Irwa’ul Ghalil 2/175]

Keterangan: Kita berlindung dari sesuatu dengan perantara lawan sifat Allah seperti berlindung dari kemurkaan dengan perantara keridhaan Allah, berlindung dengan keselamatan-Nya dari malapetaka agama atau dunia. Lawan dari keselamatan adalah siksaan sementara siksaan timbul dari dosa-dosa sehingga bila kita berlindung melalui keselamatan-Nya dari siksa-Nya berarti kita berlindung dari dosa-dosa hingga Dia menyelamatkan kita dari dosa-dosa apakah dengan karunia-Nya ataupun karena taubat kita. (Syarah Al-Mumti’ 4/49-50)

Doa Ketiga

اَللَّهُمَّ إيـَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ، وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكَافِرِيْنَ مُلْحَقٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ، وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَخْضَعُ لَكَ، وَنَخْلَعُ مَنْ يَكْفُرُكَ.

“Ya Allah! KepadaMu kami menyembah. UntukMu kami melakukan shalat dan sujud.KepadaMu kami ber-usaha dan melayani. Kami mengharapkan rahmatMu, kami takut pada siksaanMu. Sesungguhnya siksaanMu akan menimpa pada orang-orang kafir. Ya, Allah! Kami minta pertolongan dan minta ampun kepadaMu, kami memuji kebaikanMu, kami tidak ingkar kepada-Mu, kami beriman kepadaMu, kami tunduk padaMu dan berpisah pada orang yang kufur kepadaMu.”

[HR. Baihaqi dalam Sunan Al Qubra dan dishahihkannya. Syaikh Al AlBani mengatakan dalam Al Irwa’ul Ghalil 2/170 “sanad ini shahih dan hadits ini mauquf (ucapan ‘Umar).” Lihat Kasyful Qana’, Al Bahuti 1/419 dan Al Qawanin Al Fiqhiyah, Ibnu Juza 1/49-pent]

Disadur dari Do’a dan Dzikir Pilihan Menurut Tuntunan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan Keterangannya – Sa’d bin ‘Ali Wahb AlQohthoni – Maktabah Ar Risalah – Penerjemah: Ahmad Hamdani Ibnu Muslim

Tidak ada komentar: